Jumat, 02 November 2012

RIWAYAT PENCIPTAAN NABI ADAM AS


RIWAYAT PENCIPTAAN NABI ADAM AS


Nabi Adam AS merupakan manusia pertama yang diciptakan ALLAH SWT.

Dia tidak diciptakan langsung begitu saja, tetapi mengalami beberapa proses dan dikerjakan oleh malaikat atas perintah ALLAH SWT.

Dikisahkan dalam beberapa hadits, ketika ALLAH SWT mengutus malaikat Jibril kebumi untuk mengambil segenggam tanah, bumi berkata, “Aku berlindung kepada ALLAH yang telah mengutusmu untuk mengambil dariku sesuatu yang didalamnya akan ada bagiannya api.”

Konsep Hak Asasi Manusia

Konsep Hak Asasi Manusia dalam UU. Nomor 39 Tahun 1999: Telaah dalam Perspektif Islam

Catatan Pembuka

Dewasa ini hak asasi manusia tidak lagi dipandang sekadar sebagai perwujudan paham individualisme dan liberalisme seperti dahulu. Hak asasi manusis lebih dipahami secara humanistik sebagai hak-hak yang inheren dengan harkat martabat kemanusiaan, apa pun latar belakang ras, etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin  dan pekerjaannya. Konsep tentang hak asasi manusia dalam konteks modern dilatarbelakangi oleh pembacaan yang lebih manusiawi tersebut, sehingga konsep HAM diartikan sebagai berikut:

AKHLAK, IMPLEMENTASI IMAN DALAM KEHIDUPAN


AKHLAK, IMPLEMENTASI IMAN DALAM KEHIDUPAN



Akhlak menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik menurut pandangan Allah maupun menurut pandangan masyarakat. Seseorang dihormati dan memperoleh penghargaan tinggi yang tulus apabila akhlaknya baik, sebaliknya orang dianggap rendah dan dilecehkan bila akhlaknya buruk. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah tersebut?

PROSES KEJADIAN MANUSIA MENURUT AL-QURAN


            PERINGKAT SATU
     NUTFAH : iaitu peringkat pertama bermula selepas persenyawaan atau minggu pertama. Ianya bermula setelah berlakunya percampuran air mani
Maksud firman Allah dala surah al-Insan : 2
       " Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia  daripada setitis air mani yang bercampur yang Kami (hendak mengujinya dengan perintah dan larangan), kerana itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat "

       Menurut Ibn Jurair al-Tabari, asal perkataan nutfah ialah nutf ertinya air yang sedikit yang terdapat di dalam sesuatu bekas samada telaga, tabung dan sebagainya. Sementara perkataan amsyaj berasal daripada perkataan masyj yang bererti percampuran

         Berasaskan kepada makna perkataan tersebut maksud ayat di atas ialah sesungguhnya Kami (Allah) menciptakan manusia daripada air mani lelaki dan air mani perempuan.
               Daripada nutfah inilah Allah menciptakan anggota-anggota yang berlainan , tingkahlaku yang berbeza serta menjadikan lelaki dan perempuan. Daripada nutfah lelaki akan terbentunya saraf, tulang dan fakulti , manakala dari nutfah perempuan akan terbentuknya darah dan daging.
             

       A- Sperma                     B-Sperma menembusi ovum

PERINGKAT KEDUA
ALAQAH : Peringkat pembentukan alaqah ialah pada hujung minggu pertama / hari ketujuh . Pada hari yang ketujuh telor yang sudah disenyawakan itu akan tertanam di dinding rahim (qarar makin).

REORIENTASI SISTEM PENDIDIKAN ISLAM


(Kerangka dasar filosifis, dan teoritis, Visi, Misi, Tujuan, Kurikulum, Metodologi, Manajemen dan Sumber daya pendidikan Islam)

By Mohib Asrori


BAB I

PENDAHULUAN


Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju taklif (kedewasaan), baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban-sebagai seorang hamba (abd) di hadapan Khaliq-nya dan sebagai “pemelihara” (khalifah) pada semesta . Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik (generasi penerus) dengan kemampuan dan keahlian (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah masyarakat (lingkungan), sebagai tujuan akhir dari pendidikan.
Proses pendidikan yang berakar dari kebudayaan, berbeda dengan praksis pendidikan yang terjadi dewasa ini yang cenderung mengalienasikan proses pendidikan dari kebudayaan. Kita memerlukan suatu perubahan paradigma (paradigma shift) dari pendidikan untuk menghadapi proses globalisasi dan menata kembali kehidupan masyarakat Indonesia. Cita-cita era reformasi tidak lain ialah membangun suatu masyarakat madani Indonesia , oleh karena itu, arah perubahan paradigma baru pendidikan Islam diarahkan untuk terbentuknya masyarakat madani Indonesia tersebut.
Hal ini dipertegas dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat antara lain pendidikan agama. Karena merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Tujuan akhir pendidikan dalam Islam, sebagai proses pembentukan diri peserta didik (manusia) agar sesuai dengan fitrah keberadaannya . Hal ini meniscayakan adanya kebebasan gerak bagi setiap elemen dalam dunia pendidikan untuk mengembangkan diri dan potensi yang dimilikinya secara maksimal. Pada masa kejayaan Islam, pendidikan telah mampu menjalankan perannya sebagai wadah pemberdayaan peserta didik, namun seiring dengan kemunduran dunia Islam, dunia pendidikan Islam pun turut mengalami kemunduran. Akibatnya, pendidikan Islam mengalami proses isolasi diri dan termarginalkan dari lingkungan di mana ia berada.

BUDAYA ISLAM SEBAGAI FILTER DI ERA GLOBALISASI


BUDAYA ISLAM SEBAGAI FILTER DI ERA GLOBALISASI 
(WASPADAI ERA ONLINE)


       Di zaman era globalisasi ini pertukaran budaya, seni dan kemajuan ilmu pengetahuan semakin di galakkan. Sudah barang tentu hal tersebut ada yang membawa dampak positif dan ada pula yang membawa dampak negatif terhadap masyarakat suatu bangsa. Melalui siaran televisi, internet, gaya hidup suatu bangsa diberi kebebasan untuk mempengaruhi bangsa-bangsa lain. 

       Oleh sebab itu bangsa yang dipengaruhi itu dituntut untuk melakukan filter terhadap pengaruh-pengaruh yang datang melalui media tersebut. Globalisasi merupakan konsekuensi dari adanya kemudahan tekhnologis informasi dan komunikasi masa yang dampaknya meluas pada bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Oleh karena itu kehadirannya tidak dapat dihindari dari dalam kehidupan ini. Namun sebaliknya, kehadirannya membutuhkan kecerdasan dan kerja keras, bukan dengan sikap pasrah, malas dan tidak kreatif. Memasuki era globalisasi dengan segala implikasinya tentu saja membutuhkan kesiapan dan keunggulan untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa yang tidak memiliki kesiapan dan keunggulan untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain akan mengalami ketertinggalan.


       Di era zaman serba modren ini, dunia Barat dipandang sebagai kiblat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebudayaan nya juga dipandang lebih relevan dan pantas untuk diterapkan suatu bangsa. Sementara itu Islam yang diturunkan dari belahan Timur dipandang sudah ketinggalan zaman dan tidak relevan lagi. Pemikiran seperti ini adalah keliru, pada dasarnya Islam telah memberikan kontribusi yang amat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sedang kita rasakan sekarang. Dan Islam juga telah memberikan kontribusi bagi kemajuan Barat, yakni mereka mempelajari karya yang dihasilkan oleh ilmuan-ilmuan Islam seperti; Ibnu Rusyd, Al Farabi, Ibn Sina, dan banyak lagi yang lainnya.

Konsep Akhlak Di Dalam Islam



 Konsep Akhlak Di Dalam Islam



Apa itu akhlak?

Menurut bahasa:

Perkataan akhlak berasal daripada perkataan (al-akhlaaku) iaitu kata jama daripada perkataan (al-khuluqu) bererti tabiat,kelakuan, perangai, tingkahlaku, matuah, adat kebiasaan, malah ia juga bereti agama itu sendiri.

Menurut istilah:
Antara definasi akhlak menurut istilah ialah: sifat yang tertanam di dalam diri yang dapat mengeluarkan sesuatu perbuatan dengan senang dan mudah tanpa pemikiran, penelitian dan paksaan.

Ibn Miskawaih, ahli falsafah Islam yang terkenal mentakrifkan akhlak itu sebagaikeadaan jiwa yang mendorong ke arah melahirkan perbuatan tanpa pemikiran dan penelitian.

Imam Ghazali radiAllahu anhu mengatakan: akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang terkeluar itu baik dan terpuji menurut syara dan aqal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila terkeluar perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.

Pengertian Akhlak menurut Islam

Islam mempunyai dua sumber iaitu Al-Quran dan As-Sunnah yang menjadi pegangan dalam menentukan segala urusan dunia dan akhirat. Kedua-dua sumber itulah juga yang menjadi sumber akhlak Islamiyyah. Prinsip-prinsip dan kaedah ilmu akhlak Islam semuanya didasarkan kepada wahyu yang bersifat mutlak dan tepat neraca timbangannya.

Apabila melihat perbahasan bidang akhlak Islamiyyah sebagai satu ilmu berdasarkan kepada dua sumber yang mutlak ini, dapatlah dirumuskan definisinya seperti berikut:

Satu ilmu yang membahaskan tata nilai, hukum-hukum dan prinsip-prinsip tertentu bagi mengenalpasti sifat-sifat keutamaan untuk dihayati dan diamalkan dan mengenalpasti sifat-sifat tercela untuk dijauhi dengan tujuan membersihkan jiwa berasaskan wahyu Ilahi bagi mencapai keredhaan Allah (ridwaanullah).

Manakala akhlak pula dapatlah kita rumuskan sebagai satu sifat atau sikap keperibadian yang melahirkan tingkah laku perbuatan manusia dalam usaha membentuk kehidupan yang sempurna berdasarkan kepada prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah.

Dengan kata lain, akhlak ialah suatu sistem yang menilai perbuatan zahir dan batin manusia baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan Allah, manusia sesama manusia, manusia dengan haiwan, dengan malaikat, dengan jin dan juga dengan alam sekitar.

Skop dan ruang lingkup akhlak dalam Islam

Dalam hidup ini ada dua nilai yang menentukan perbuatan manusia iaitu nilai baik dan buruk (good and bad), betul dan salah (true and false). Penilaian ini berlaku dalam semua lapangan kehidupan manusia. Apakah yang dimaksudkan dengan baik dan buruk, betul dan salah, benar dan palsu itu? Apakah alat pengukur yang menentukan sesuatu perbuatan itu baik atau buruk, betul atau salah, benar atau palsu? Persoalan-persoalan inilah yang akan dijawab oleh ilmu akhlak.

Matlamat hidup manusia berbeza antara individu dengan individu lain. Ada yang menjadikan kebendaan, harta benda sebagai matlamat yang diburu dalam kehidupan. Ada pula yang menjadikan kebesaran ataupun kekuasaan, ada yang mencari nama dan kemasyhuran. Ada juga yang berusaha mencai ilmu pengetahuan dan ada pula golongan yang memandang remeh terhadap kehidupan tersebut, sebaliknya bersifat zuhud di dunia; memadai dengan kehidupan yang sederhana. Mereka lebih menumpukan peningkatan rohaniyyah dengan mementingkan persoalan hidup akhirat.

Perbezaan pandangan inilah yang meneyebabkan timbulnya beberapa aliran di dalam memahami akhlak. Semua pandangan ini apabila diteliti dengan saksama, tidak dapat dijadikan sebagai matlamat terakhir atau tertinggi yang seharusnya dicapai oleh manusia. Oleh itu, tentulah di sebalik pandangan atau perbezaan ituada satu matlamat hakiki yang wajib dituntut oleh manusia. Apabila sesuatu perilaku atau perbuatan manusia itu selaras dengan neraca timbangan tersebut, itulah yang dikatakan baik dan sebaliknya yang tidak selaras dengan ukuran tersebut itulah yang dikatakan buruk atau jahat dan sebagainya.

Persoalan-persoalan inilah yang menjadi skop perbahasan ilmu akhlak, iaitu ilmu yang menerangkan tentang baik dan buruk, dan juga menerangkan sesuatu yang sepatutnya dilakukan oleh seseorang dalam perjalanan hidupnya di dunia ini. Ilmu ini juga cuba menerangkan matlamat yang seharusnya dituju oleh manusia dan juga menggariskan jalan-jalan yang seharusnya dilalui untuk melaksanakan sesuatu dalam hidup ini.

Jelaslah bahawa fungsi akhlak ialah mengkaji dan meneliti aspek perilaku dan perbuatan manusia. Ia menilai dari segi baik atau buruknya perbuatan itu, apa yang patut dan apa yang tidak patut dilakukan oleh seseorang. Semua yang berlaku pada manusia bersifat tidak iradi (bukan dengan ikhtiar) seperti pernafasan, detik jantung dan sebagainya tidak termasuk dalam skop ilmu akhlak. Jadi tidaklah boleh diberi nilai atau hukuman ke atas perkara ini sebagai baik atau buruk.

Segala tindakan manusia yang dilakukan secara sedar dan dengan ikhtiar, sama ada hubungan dengan Allah, hubungan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, hubungan dengan diri sendiri dan sebagainya, semuanya mengandungi nilai akhlak. Segala tindakan manusia baik yang berupa peribadi mahupun bersifat sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya mengandungi nilai akhlak yang diambil kira dan dipertanggungjawabkan kepada kepada mereka yang terlibat di dalam dalamnya. Nilai akhlak yang buruk akan diberikan balasan siksa.
Jadi bidang akhlak itu hanya meliputi perilaku perbuatan dan tindakan manusia yang dilakukan dalam lingkungan dan suasana berikut:
Dilakukan dengan sedar dan niat.
Dilakukan denganikhtiar sendiri.
Melakukannya dengan sengaja, tidak dalam keadaan lupa atau bersalah.