Jumat, 02 November 2012

BUDAYA ISLAM SEBAGAI FILTER DI ERA GLOBALISASI


BUDAYA ISLAM SEBAGAI FILTER DI ERA GLOBALISASI 
(WASPADAI ERA ONLINE)


       Di zaman era globalisasi ini pertukaran budaya, seni dan kemajuan ilmu pengetahuan semakin di galakkan. Sudah barang tentu hal tersebut ada yang membawa dampak positif dan ada pula yang membawa dampak negatif terhadap masyarakat suatu bangsa. Melalui siaran televisi, internet, gaya hidup suatu bangsa diberi kebebasan untuk mempengaruhi bangsa-bangsa lain. 

       Oleh sebab itu bangsa yang dipengaruhi itu dituntut untuk melakukan filter terhadap pengaruh-pengaruh yang datang melalui media tersebut. Globalisasi merupakan konsekuensi dari adanya kemudahan tekhnologis informasi dan komunikasi masa yang dampaknya meluas pada bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya. Oleh karena itu kehadirannya tidak dapat dihindari dari dalam kehidupan ini. Namun sebaliknya, kehadirannya membutuhkan kecerdasan dan kerja keras, bukan dengan sikap pasrah, malas dan tidak kreatif. Memasuki era globalisasi dengan segala implikasinya tentu saja membutuhkan kesiapan dan keunggulan untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa yang tidak memiliki kesiapan dan keunggulan untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain akan mengalami ketertinggalan.


       Di era zaman serba modren ini, dunia Barat dipandang sebagai kiblat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebudayaan nya juga dipandang lebih relevan dan pantas untuk diterapkan suatu bangsa. Sementara itu Islam yang diturunkan dari belahan Timur dipandang sudah ketinggalan zaman dan tidak relevan lagi. Pemikiran seperti ini adalah keliru, pada dasarnya Islam telah memberikan kontribusi yang amat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sedang kita rasakan sekarang. Dan Islam juga telah memberikan kontribusi bagi kemajuan Barat, yakni mereka mempelajari karya yang dihasilkan oleh ilmuan-ilmuan Islam seperti; Ibnu Rusyd, Al Farabi, Ibn Sina, dan banyak lagi yang lainnya.

IslamiiDi\iTengahiiGlobalisasi
Islam adalah tatanan yang melindugi aqidah dan menegakkan syari’at. Islam juga adalah agama rahmatan lil alamin yang tidak ada unsur paksaan untuk memeluknya. Ia menyuruh umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya untuk menggali ilmu pengetahuan. Karena menggali ilmu pengetahuan adalah kewajiban syari’ah dan kebutuhan umat. Kini islam dihadapkan dengan gelombang era globalisasi, yaitu zaman yang tidak hanya di miliki, dirasakan oleh sekelompok orang, masyarakat, suku bangsa atau negara tertentu. Tetapi dinikmati dan dirasakan oleh setiap orang, kelompok masyarakat lintas negara. Kehadirannya memperpendek jarak komunikasi dan memperluas pada mobilisasi orang dan barang.

      Di lain sisi tidak sedikit umat islam memandang, bahwa era globalisasi merupakan zaman yang menyeret manusia untuk jauh dari konsepsi masyarakat Islam. Kemudian banyak berkembang ideologi-ideologi sekuler yang bertentangan dengan konsep ajaran Islam itu sendiri. Dalam menyikapi era globalisasi ini hendaknya umat Islam terlebih dahulu memahami peta masalahnya. Hal ini dikarenakan globalisasi merupakan tantangan dan tantangan itu memerlukan jawaban. Untuk menjawab tantangan tersebut maka diperlukanlah peran dari ilmu-ilmu ke islaman yang bertujuan agar kehadiran globalisasi dapat di manfaatkan secara positip demi maksimalisasi keuntungan dan mengurangi eksis negatifnya demi minimalisasi kerugian. 

       Ilmu-ilmu ke islaman di perlukan dalam menjawab tantangan era globalisasi dikarenakan ilmu-ilmu tersebut berdasarkan atas Al-Quran dan As sunnah. Kedua sumber pokok dalam Islam tersebut mengatur tata hubungan antara manusia dengan Tuhan yang disebut juga dengan jiwa agama dan mengatur hubungan antara manusia dengan manusia serta mengatur hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Tata hubungan manusia dengan Tuhan itu bertahan tidak akan berubah-ubah sebagaimana di teladankan oleh baginda Rasul. Sementara tata hubungan manusia dengan manusia semenjak Islam diturunkan selalu mengalami perubahan. Tata hubungan ini adalah jiwa kebudayaan. Prinsip-prinsip kebudayaan itu bertahan tetap, karena ditetapkan oleh Islam itu sendiri, tetapi pelaksanaan nya selalu berubah. 

        Dengan demikian umat Islam yang sedang mengarungi globalisasi tidak akan kaku dan tidak akan panik dalam melihat kemajuan-kemajuan Barat terutama dari segi keilmuan dan tekhnologinya. Kemajuan tersebut akan dimanfaatkan nya sedemikian rupa tanpa mengabaikan nilai-nilai ke Islaman yang gunanya untuk membangkitkan Islam itu kembali dengan gaya baru. Karena tidak mungkin umat islam akan kembali kezaman kejayaan nya dalam peradaban dan keilmuannya pada masa lampau. Tetapi yang mungkin adalah mengambil nilai-nilai kejayaan tersebut dalam arti positip yang telah dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan barat. Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar